1.1 Arti Penting Studi Kebijakan Politik
Saat
ini kebijakan publik merupakan salah satu cabang ilmu yang
berkembang cukup pesat sejalan dengan kebutuhan masyarakat khususnya sektor
public. Kebijakan public merupakan cabang studi yang bersifat
multidisiplin dan membutuhkan kontribusi-kontribusi ilmu dalam kenyataan
sehari-hari.
Kebijakan
publik walaupun berakar dari ilmu politik, bukanlah menjadi monopli
ilmu politik semata. Namun demikian ilmu kebijakan public ini sedang
berkembang dengan pesat sesuai dengan tuntutan-tuntutan zaman.
Sejalan dengan perkembangan ini, setidak-tidaknya ada tiga dasar signifikansi studi kebijakan publik. Pertama,
kenyataan tuntutan-tuntutan masyarakat yang semakin banyak dan beragam
memerlukan suatu kajian berupa research and development sebelum
kebijakan public ditetapkan.
Kedua, dibutuhkannya kemampuan yang mendalam bagi para pengambil kebijakan public (policy makers), analisis kebijakan publik (policy analysts) dan juga penasehat kebijakan public (policy advisers)
mendorong arti penting studi dan pemahaman mengenai kebijakan public
saat ini. Keterbatasan dan berbagai bentuk konstrain yang dihadapi
pengambil keputusan (birokrat dan administrator public, misalnya.
Seperti SDM dan juga keterbatasan waktu untuk mengkaji secara mendalam
proposal kebijakan publik menghasilkan perlunya pemahaman kebijakan
public dikuasai secara mendalam.
Yang
terakhir, perkembangan global yang bermuara pada kempetisi dan
implementasi model pasar yang berkembang pesat membutuhkan perlunya
kebijakan public disusun secara strategic dalam rangka menghadapi
berbagai persoalan yang melingkupi, baik yang bersifat internal maupun
eksternal.
1.2 Mispersepsi Tentang Ilmu Kebijakan Publik
Mispersepsi
mendasar dan sangat menyesatkan tentang ilmu kebijakan adalah bahwa
ilmu kebijakan public ini merupakan bagian dari satu cabang ilmu
tertentu. Misalanya adalah klaim bahwa kebijakan public itu merupakan
ilmunya program administrasi Negara, atau program ilmu politik atau
program ilmu politik atau program ilmu pemerintahan atau program-program
studi lainnya.
Oleh
karenanya dalam studi kebijakan publik juga sangat memungkinkan
munculnya spesifikasi-spesifikasi khusus yang bisa secara mendalam
mempelajari bidang tertentu.
1.3 Terminologi Publik
Publik
menurut kamus bahasa Inggris-Indonesia (1) Masyarakat Umum, (2) rakyat.
Kata ini diterjemahkan oleh beberapa kalangan berbeda-beda. Konsep
Publik management ialah yang mengilhami berkembang pesatnya disiplin
ilmu “public sector management”
1.4 Defenisi Kebijakan Publik
Menurut
Howlett dan Ramsesh “paradigm of policy is a merging of political and
organitational perspective which based on political and management
approaches. Public policy is then a set of interrelated decisions taken
by a political actor group of actor concerning the selection of goals”
1.5 Kebijakan Publik dan Ilmu Politik
Ilmu
politik pada tataran yang paling umum dipahami sebagai ilmu yang
mempelajari tentang Negara. Ilmu pemerintahan adalah bagian dari ilmu
politik karena dinamika dan seluk beluk pemerintahan itulah yang menjadi
focus ini.
1.6 Kebijakan Publik dan Ilmu Pemerintahan
Di
Australia government studies telah lebih spesifik berkembang dengan
menjelma pada kata-kata public sector management dimana ilmu ini
merupakan sub bagian. Perkembangan global seperti inilah yang semestinya
menurut reorientasi dan revisi misi dan visi jurusan Ilmu Pemerintahan
di Indonesia yang lebih berkiblat kepada Ilmu Politik ketimbang Ilmu
Manajemen pemerintahan dan kebijakan public.
1.7 Kebijakan Publik dan Administrasi Publik
Administrasi
public merupakan kajian ilmu yang secara historis tidak bisa melepaskan
diri dari ilmu politik. Administrasi publik, Ilmu Pemerintahan, dan
Kajian Publik bersifat komplementer walaupun Ilmu administrasi public
lebih memfokuskan diri pada bagaimana kebijakan umum diimplementasikan
secara efektif dan efisien dalam kehidupan social politik. Ilmu
Pemerintahan focus pada bagaimana kebijakan itu disusun, dan ilmu
kebijakan public mengkaji secara integralistik bagaimana kebijakan itu
dibuat, dilaksanakan, dievaluasi dan umpan balik yang timbul. Pembedaan
ketiganya bersifat teoritik karena sebenarnya ketiga ilmu ini saling
menyentuh pada bidang secara teoritik dikaji oleh ilmu tertentu.
1.8 Kebijakan Publik dan Studi Pembangunan
Pemerintah
mempunyai tiga fungsi pokok yaitu pelayanan public, administrasi, dan
pembangunan. Pada fungsi yang ketiga, kebijakan Pembangunan merupakan
sesuatu yang jelas-jelas sangat diperlukan. Oleh karena korelasi
kebijakan public dengan studi pembangunan itu sangatlah erat. Sebuah
tujuan dan proses pembangunan dapat berjalan dengan baik kalau disusun
dengan desain dalam kerangka siklus kebijakan public yang benar,
komprehensif, dan mendalam.
1.9 Kebijakan Publik Dan Ilmu-Ilmu lainnya.
Korelasi
Ilmu kebijakan public dengan ilmu-ilmu lainnyaseperti ilmu lingkungan,
ilmu perkotaan (planologi), ilmu kesejahteraan social dan sebagainya
sangatlah erat. Ilmu kebijakan public membutuhkan masukan-masukan ilmu
tersebut dalam rangka menghasilkan kebijakan public yang rasional,
akseptabel dan dapat dilaksanakan.
KONTEKS KEBIJAKAN PUBLIK
2.1 Aktor-aktor Yang terlibat dalam Kebijakan Publik
Secara
umum sesungguhnya actor ini dapat dikategorikan dalam tiga domain
utama, yaitu actor public, actor privat, dan aktor masyarakat (civil society). Di Indonesia aktor ini dirinci sebagai berikut :
§ Aktor Publik meliputi aktor senior pada kementrian, cabinet, atau departemen-departemen ternetu dibawah kendali presiden.
§ Aktor
Privat, beberapa kelompok seperti pressure and interest groups terlibat
secara signifikan dalam agenda kebijakan public, konsultasi public,
evaluasi dan juga umpan balik kebijakan public.
§ Aktor
pada komunitas civil society meliputi banyak pihak baik bersifat
asosiasional maupun tidak dimana banyak berkembang dikalangan masyarakat
umum, mis : LSM.
2.2 Membangun Jejaring Kebijakan
Bagi pihak pengambil kebijakan, tahapan setelah memahami aktor-aktor
yang terlibat dalam sebuah proses pembuatan kebijakan public maka
tahapan krusial dan penting selanjutnya yang harus dipahami adalah
membentuk jejaring kebijakan. Ada tiga alas an dasar kenapa jejaring
kebijakan sangat penting dan perlu dipahami oleh pembuat kebijakan,
Yakni :
1. Adanya suatu kenyataan bahwa pihak pengambil kebijakan saat ini bukanlah the only aktor yang menentukan sebuah kebijakan.
2. Arti
penting acktor-acktor lain yang memunculkan collective decision making
menyebabkan jejaring yang semakin tinggi jika dimana dengan pembuatan
keputusan yang didasari atas kepentingan dan kompromi bersama akan
menyebabkan tingkat akseptabilitas public yang semakin tinggi dan
signifikan.
A. Pendekatan Advokasi Enterprenerial
Pada
pendekatan ini mempunyai basis pemikiran bahwa seseorang pembuat
kebijakan public harus berusaha melakukan advokasi (upaya-upaya
pendukungan) semaksimal mungkin agar proposal kebijakan public yang akan
ditetapkan dapat diterima dan didukung secara kuat.
B. Pendekatan Pengembangan Kebijakan
Pendekatan
ini mempunyai dasar pemikiran tentang arti penting mendesain,
mengembangkan dan mengoprasionalkan proses pembuatan keputusan dalam
ruang lingkup tanggung jawab dan kewenangan pengambil kebijakan public.
Contoh praktis dari pendekatan ini telah banyak dilakukan dalam konteks
kebijakan nasional dan daerah di Indonesia.
C. Pendekatan Negoisasi
Pendekatan
ini memfokuskan diri pada pemikiran agar pengambil kebijakan public
harus mampu berkomunikasi dan melakukan bargaining dengan aktor-aktor
lain dalam proses pembuat keputusan.
Pada
tataran praktis, kebijakan penyelesaian masalah lingkungan biasanya
banyak menggunakan model ini. Kasus kali Tapak, Kasus pencemaran PT Kayu
Lapis Indonesia (Semarang dan Kendal) merupakan salah satu contoh dari
model ini.
Namun
demikian ada kelemahan mendasar dari pendekatan negosiasi ini.
Kelemahan tersebut adalah bahwa bisa saja negosiator-negosiator yang
dikirim hanya berbuat untuk memenuhi kepentingan pribadinya daripada
kepentingan-kepentingan public. Ini merupakan kenyataan yang
sesungguhnya gampang diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan
secara konsisten.
D. Pendekatan Deliberasi Publik
Pendekatan ini mendasarkan dan banyak dipangaruhi oleh teori-teori pembelajaran (social learning), Kepemimpinan (leadership) dan deliberasi public (public deliberasi). Berbeda
dengan pendekatan pengembangan kebijakan public (yang berorientasi pada
struktur tanggungjawab dan kewenangan), pendekatan deliberasi public
ini meyakini dan menyarankan perlunya pelibatan public yang lebih luas
yang tidak saja melibatkan struktur formal tetapi juga pihak-pihak
diluar sktrukur formal tersebut.
E. Pendekatan Komunikasi Strategis
Pendekatan
ini mendasarkan diri pada pemikiran bahwa kemampuan persuasi, pemasaran
dan komunikasi lainnya sangat penting dimiliki oleh para pembuat
kebijakan. Model pemasaran kebijakan public (mungkin mirip dengan konsep
sosialisasi program) ditujukan untuk meningkatkan akuntabilitas public
kepada masyarakat banyak.
2.2 Kelembagaan Dalam Kebijakan
Aspek kelembagaan akan banyak menentukan dalam setiap siklus kebijakan
yang dimulai dari perencanaan sampai umpan balik. Ada beberapa alasan
mengapa aspek kelembagaan penting yaitu :
- Lembagalah yang pada akhirnya akan menentukan apakah sebuah proposal kebijakan public akan terus dip rotes.
- Karena
kelembagaan bersifat kolektif dalam penentuan kebijakn public,
pemahaman tentang aspek koordinasi, kolaborasi, dan kerjasama antar
lembaga dalam porses kebijakan public menjadi sangat penting.
- Lembaga menentukan inovasi-inovasi yang diperlukan untuk membuat atau menindaklanjuti persoalan-persoalan public.
2.3 Kebijakan Dalam Proses Politik
Sebagai
bagian dari proses politik, tentunya kebijakan public akan berkaitan
dengan isu-isu dan aktor-aktor politik. Isu-isu politik ini akan
memasuki proses kebijakan politik melalui fungsi artikulasi dan agregasi
kepentingan. Artikulasi kepentingan adalah suatu proses merumuskan
berbagai isu kebijakan yang berbeda yang kemudian disampaikan untuk
menjadi agenda kebijakan.
2.4 Siklus Kebijakan
Siklus
kebijakan sebenarnya tidak lebih sebagai suatu upaya untuk membuat
proses dan ritme kebijakan dapat berjalan dengan baik. Siklus kebijakan
dimulai dari identifikasi isu-isu, kemudian berporses melalaui analisis
dan implementasi, terus kemudian evaluasi dari dampak-dampak kebijakan
kemudian dilanjutkan dengan umpan balik kebijakan, dan seterusnya umpan
balik ini kembali menjadi bagian dari identifikasi isu-isu tersebut.sumber: irfanlanggo
No comments:
Post a Comment